Powered By Blogger

Sabtu, 26 November 2011

Kata Mutiara

Wahai Sahabatku,, Sesungguhnya Amat dangkal pikiran manusia bila yang mengatakan bahwa "perempuan cantik"adalah yg berbaju minim, ketat ,dan Terbuka...

Seharusnya ia berfikir.
tahukan engkau "jika ada kue yg sudah terbuka dijual di pinggir jalan" = harga kue murah, dan jarang pembeli mampir (takut sakit perut)

... Bandingkan dgn kue yang dijual di etalase toko, dibungkus rapi, tertutup dgn kemasan indah, harga bertambah mahal, tidak sembarang orang boleh membukanya kecuali sudah bayar, dan aman bagi kesehatan.

Demikian jg dgn Muslimah Cantik yg Menjadikan Hijab dan Malu sebagai Mahkota dirinya,, SubhanALLAH,,,

Cara Tradisional Mengatasi Jerawat

cara-cara tradisional untuk membantu menyembuhkan atau paling tidak mengurangi tumbuhnya jerawat. Salah satunya dengan menggunakan lima tanaman obat yaitu tomat, belimbing wuluh, mentimun, jeruk nipis, dan temulawak yang dipercaya bisa membasmi jerawat yang membandel.

  1. Tomat (Lycopercisum esculentum Mill)
    Tomat banyak mengandung aneka vitamin, antara lain vitamin C, viamin A dan B1 serta mengandung zat-zat seperti protein, kalsium, besi, dan belerang. Untuk mengusir jerawat, pilih tomat yang sudah masak, kemudian potong-potong sama rata, setelah itu langsung dipakai untuk menggosok wajah berjerawat. Jika tekun membiasakan diri memakai buah tomat, wajah Anda dijamin bakal kembali berseri-seri, bebas dari jerawat.
  2. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
    Belimbing wuluh yang daging buahnya banyak mengandung air yang berasa asam. Warna buahnya ada yang hijau, ada pula yang putih. Belimbing wuluh mengandung kalsium oksalat, flavonoid, pectin, tanin, asam galat dan asam ferulat. Guna menyingkirkan jerawat, ambil 5 buah belimbing wuluh, cuci bersih kemudian tumbuk sampai halus. Setelah itu remas-remas dengan air garam secukupnya. Gosokkan pada wajah atau bagian tubuh lain yang berjerawat. Lakukan tiga kali sehari. Bisa juga dengan ramuan tradisional sebagai berikut sediakan 6 buah belimbing wuluh, 1 sendok teh serbuk belerang, dan satu buah jeruk nipis. Caranya, belimbing wuluh dan serbuk belerang digiling sampai halus, kemudian remas-remas dengan air jeruk nipis. Lalu gosokkan pelan-pelan pada wajah yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari.
  3. Mentimun (Cucumis sativus)
    Mentimun juga dapat digunakan untuk melawan jerawat yang nakal, disamping mengandung banyak air, juga mengandung vitamin A, B1 dan C serta beberapa zat seperti saponin, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi dan belerang. Berkaitan dengan jerawat, pilih mentimun yang masih muda. Cuci bersih, lalu potong-potong, kemudian perlahan-lahan gosokkan pada wajah yang berjerawat. Biasakan minimal tiga kali sehari.
  4. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle)
    Buah jeruk nipis mengandung unsur senyawa kimia antara lain limonene, linalin asetat, geranil asetat, felladren, sitral, dan asam sitrat. Untuk menghalangi jerawat, pilih buah jeruk nipis yang sudah tua lalu potong-potong sama rata. Gosokkan pada wajah yang berjerawat, sekitar 2-3 kali sehari. Atau dengan ramuan tradisional yaitu Sediakan 20 kuntum bunga melati, 2 jari asam jawa (bahasa jawa : asam kawak), 1 buah jeruk nipis. Caranya, bunga melati, asam jawa dan belerang dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Remas-remas dengan air jeruk nipis. Kemudian gosok perlahan-lahan pada wajah yang berjerawat.
  5. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb)
    Temulawak juga bisa digunakan untuk membasmi jerawat karena didalamnya terdapat komponen utama kandungan zat yaitu kurkumin dan minyak atsiri. Kurkumin bermanfaat sebagai acnevulgaris, antiflamasi (antiradang), dan anti-hepatoksik (antikeracunan empedu). Sedangkan minyak atsiri temulawak mengandung phelandren, kamfer, bomeol, xanthorrhizol, dan sineal. Bila ingin wajah tidak ternodai jerawat, ambil satu jari rimpang temulawak, cuci bersih dan potong-potong. Rebus dengan air bersih sebanyak 4 gelas lalu biarkan mendidih hingga tinggal separuhnya. Setelah dingin, dapat disaring dan diminum (dapat ditambahkan madu). Minumlah dua kali sehari dan sekali minum sebanyak satu gelas.
Namun, dewasa ini, tidak hanya kulit wajah saja yang dapat terinfeksi jerawat. Kulit punggung pun dapat terkena jerawat.
Daerah punggung adalah bagian yang banyak memproduksi minyak, sama seperti daerah wajah. Dan minyak akan semakin banyak jika anda sering memijat bagian tersebut, karena pemijatan yang keras akan menstimulasi kelenjar minyak. Karena berminyak itulah maka punggung sering kali di tumbuhi jerawat, apalagi punggung adalah daerah yang sulit di jangkau saat mandi, maka punggung terkadang tidak dapat di bersihkan secara optimal.
Jerawat dipunggung sangat sulit menghilangkannya, tidak seperti menghilangkan jerawat diwajah.
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan jerawat dipunggung adalah dengan putih telur dan mentimun. Manfaat dari putih telur untuk mengangkat sel-sel kulit mati sedangkan mentimun ampuh untuk menghilangkan noda hitam dikulit.
Berikut tips untuk menghilangkan jerawat di punggung.
  1. Pisahkan putih telur dengan kuningnya, kemudian kocok putih telur hingga kaku
  2. Potong kecil-kecil mentimun, kira-kira 3 cm
  3. Masukan putih telur dan mentimun kedalam blander hingga menjadi jus
  4. Oleskan kedua bahan tersebut yang sudah di blender ke punggung yang berjerawat hingga 15 menit. Kemudian bilas dengan air hangat
Untuk hasil yang maksimal lakukanlah secara rutin 2 kali dalam seminggu, hingga jerawat benar-benar hilang.
Selain itu, yang perlu di perhatikan adalah saat mandi, gosok bagian punggung anda dengan menggunakan loopah atau sponge yang bergagang, jangan menggosok dengan terlalu keras. Lakukan masker pada bagian punggung, dengan masker sesuai jenis kulit anda atau dengan masker lumpur. Selain itu, kenakanlah pakaian yang dapat menyerap keringat dari bahan katun yang biasanya lebih nyaman.

Jumat, 25 November 2011

Kata Mutiara ~*Cinta Yang Hadir Dalam Diamku*~

Dibalik hijab ku melihatmu
Satu sosok yg menggugah hati
...
Kelembutan suara yg menenangkan jiwa

Seuntai senyuman yg selalu terhias diwajahmu

Saat diri ini melintas di hadapanmu
Tertunduk malu aku berjalan tanpa hirau
Padahal hati ini berdegup kencang
Sebenarnya mata ini ingin menatap indahnya dirimu

Hati dan kenyataan berbeda, ku tepis semuanya
Agar iffah dan izzahku tetap terjaga
Begitu pun dirimu, aku menghormatimu
dengan tidak menatap mata yg penuh
dengan rasa syukur

Cinta ini untukmu hanya dalam diam

Kekaguman ini hanya hadir dibalik diam
dalam diam
Ku berdoa kepada Ilahi Rabbi
semoga cinta diamku untukmu,
bisa mendekatkan aku kepada Yang Maha Penyayang
Aamiin ya Rabbal ‘alamin ………

Kata Mutiara ~*Kemurnian CINTA Sang Bidadari Pencari Cinta Sejati-Nya*~

Ya Allah…

Seandainya telah Engkau catatkan
... dia akan mejadi teman menapaki hidupku

Satukanlah hatinya dengan hatiku

Titipkanlah kebahagiaan diantara kami

Agar kemesraan itu abadi

Ya Allah… ya Tuhanku yang Maha Mengasihi

Seiringkanlah kami melayari hidup ini

Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah…

Seandainya telah Engkau takdirkan dia bukan milikku

Bawalah ia jauh dari pandanganku

Luputkanlah ia dari ingatanku

Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku
Dan peliharalah aku dari kekecewaan

Ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti…

Berikanlah aku kekuatan

Melontar bayangannya jauh ke dada langit

Hilang bersama senja nan merah

Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Dan ya Allah yang tercinta…

Gantikanlah yang telah hilang

Tumbuhkanlah kembali yang telah patah

Walaupun tidak sama dengan dirinya….

Ya Allah ya Tuhanku…

Pasrahkanlah aku dengan takdirMu

Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan

Adalah yang terbaik buatku

Karena Engkau Maha Mengetahui

Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah…

Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku

Di dunia dan di akhirat

Dengarlah rintihan dari hambaMu yang daif ini

Jangan Engkau biarkan aku sendirian

Di dunia ini maupun di akhirat

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran

Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman

Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup

Ke jalan yang Engkau ridhai

Serta kurniakanlah pada ku keturunan yang sholeh / sholehah

(¯`v´¯). ♥Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥.(¯`v´¯)

Kata Mutiara

~*Dalam diam ku simpan rasa cintaku,,,
Dalam hening ku kemas semua harapanku,,, dan Ku simpulkan dalam setiap Istikharahku kepada-Nya. Biarlah,,, kelak nyata-Nya yang akan berkisah dalam nyata ku.... *~

Ya Rabb...
Jagalah Hati Hamba, Pegang erat hati hamba agar tak mencoba untk berpaling dari-Mu,,,,
... Tuntun Hati hamba agar hanya mau menerima CINTA seorang Hamba yang benar2 Pilihan-MU bukan Semata-mata Pilihan Nafsuku....

(¯♥ Aamiin Ya Rabbal'alamin ♥¯)

Kata Mutiara

SUNGGUH sangat beruntung bagi wanita shalihah di dunia ini. Ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Kalau pun ia wafat, maka Allah akan menjadikannya bidadari di akhirat nanti. Oleh karena itu, para pemuda jangan sampai salah memilih pasangan hidup. Pilihlah wanita shalihah untuk dijadikan istri dan pendamping hidup setia.

Siti Khadijah r.a. adalah figur ...

Kata Mutiara *KU TUNGGU PINANGANMU*

″AKHI..Jgn engkau puja puji aku bila pujianmu hanyalah janji2 yg tak menentu. Hanya m'buatku terlena dan terbuai hingga aku lupa bahwa kita sedang bermaksiat.
Kau puji diriku, tapi kau hanya ingin membuatku tersenyum dan makin terbuai rayuanmu. Tidak..tidak!! akhi,aku ingin kau puji stlh kau halal bagiku. Maka datangilah waliku akhi.. ku tunggu pinanganmu..

... Tak akan aku langgar iffah ku dgn ajakan khalwat dari mu.
Engkaupun sebenarnya tahu,hal itu hanya akan menimbulkan badai kelabu yg membuat aku tak berdaya kerana pihak ketiga yg tak lain syaitan yg ada di dekat ku. Maka datangilah waliku akhi.. ku tunggu pinanganmu..

Jagalah sikapmu pada ku, maka akan ku jaga sikapku padamu,aku lemah akan sanjunganmu. Kecintaan ini ingin ku persembahkan kelak untuk suami, cinta kasih ini yg akan ku tuai untuk mencari ke redhaan suami kelak.
Jadi bagaimana mungkin ku mencinta pada hal yg tidak halal bagi ku, tentu Allah tak akan pernah ridha pada ku. Maka datangilah waliku akhi.. ku tunggu pinanganmu..

Jilbabku untuk melindungi kehormatan ku, santun ku untuk menjaga iffah . Jangan kau lenakan aku agar ku lepas kan kehormatan di hadapanmu sebelum engkau halal bagi ku.
Sungguh ku ingin engkau pun ikut menjaga kehormatan ku dgn menjaga ku, bukan malah membawa pada kenistaan. Agar kau mampu menjaga ku secara utuh, Maka datangilah waliku akhi.. ku tunggu pinanganmu..

Aku memang tak sesempurna Aisyah dlm kecerdasannya ataupun Fatimah dgn kelembutannya. Tapi aku akan berusaha cerdas layaknya Aisyah dlm naunganmu dan ku akan berusaha selembut Fatimah dlm menenangkanmuMaka datangilah waliku akhi.. ku tunggu pinanganmu..

Kau memang tak sehebat Ali ataupun sekuat Umar, tetapi kau akan menjadi hebat seperti Ali ketika kau menjaga ku dlm kelemahan ku dan kau akan sekuat Umar agar ku tidak selalu menjadi tulang yg bengkok. Sungguh Ku memerlukan imam yg mampu m'jaga keimanan, bkn yg mebawa kami pada jurang maksiat. Maka datangilah waliku akhi
Ku Tunggu Pinanganmu..

Kata Mutiara

Yakinlah, ALLAH akan menjagamu selama engkau
berusaha menjaga diri mu, menjaga lisanmu dan pandanganmu, kepada sesuatu
yang TIDAK Halal untuk kau pandang..
Taukah engkau bahwa Kecantikan seorang akhwat
akan lebih berharga bila di ukur dengan ketaatannya kepada Rabb-nya...
Namun akan menjadi Hina tatkala kau bebaskan dirimu menjadi mangsa tatapan lelaki yg bukan MAHRAMmu.....

Kata Mutiara *ReNungan Pernikahan*



“Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin saja kecantikan itu membuatmu hina.

Jangan kamu menikahi wanita karena harta / tahtanya mungkin saja harta / tahtanya membuatmu melampaui batas.
...
Akan tetapi nikahilah wanita karena agamanya.
Sebab, seorang budak wanita yang shaleh, meskipun buruk wajahnya adalah lebih utama”

(HR. Ibnu Majah)

♥♥♥.♥♥♥
Sungguh tidak dipungkiri bahwa kecantikan itu menarik krn itu lumrah dan indah dipandang mata. tp bukan berarti hanya kecantikanya itu saja yg dijadikan patokan dlm memilih pasangan hidup. . .

Selasa, 22 November 2011

Kata Mutiara

Duhai engkau yg jauh disana. .
Yg kucintai dlm hening. .
Biar tdk pernah bertemu mata. .
Tdk pernah bersua bersama. .
Tdk mengungkap janji azimat yg nista. .
... Karena it bukanlah utama dlm membina mahligai bhagia. .

Cukuplah kata kata yg membwa kta mengingati Allah. .
Cukuplah nasihat serta teguran yg membwt kta lbh mendkati yg Maha Esa. .
Ckuplah driku tahu drimu punya iman dan agama. .

Hati kta Allah yg punya,
hati kta Allah yg jaga. .
Hati kta Allah yg thu segalalanya.
Dan Allah mampu memb0lak balik hati hamba hambanya .

Jika benar engkau yg Allah plih untkku, jgalah hatimu untku. .
Yg akan menjadi pendamping hdupmu kelak. .
Seperti aku jg sedang menjaga htiku untkmu karenaNYA. .

Maka berd0alah karena itu senjata kta. .
Andai takdir hdup bersama . .
Pasti Allah akan mempermudah jalan untk kta. .aamiin
insya Allah. :)

Teruntuk
sang pangeran yg sh0leh. .la tahzan
Temuilah aku dlm sjud istikh0r0hmu. .
Ku kan sbar menunggumu. .
Jemputlah aku jika saatnya tiba ^_^

Kata Mutiara

Wahai Calon Imamku...

♥ Jarak paling JAUH antara diriku & dirimu adalah saat kau diHADAPANKU tapi kau BUKAN MILIKKU..

♥ Jarak yg PALING DEKAT antara diriku & dirimu adalah saat kau menjadi yang HALAL untukku..
...
♥ Dan HAL yang dapat MENYATUKAN Kita adalah CINTA karena ALLAH dalam IKATAN PERNIKAHAN yang INDAH & DIREDHAI olehNYA..

♥Tunggu Sampai HALAL dulu ya??

♥ InsyaALLAH Aamiin Ya Rabb.

Kata Mutiara

BILA AKU JATUH CINTA

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
... Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amiin.

Kata Mutiara

Cinta ibarat kupu-kupu semakin dikejar semakin menghindar, tapi jika kamu
biarkan terbang maka ia akan menghampiri mu..

Jangan mencintai seseorang seperti bunga, krna bunga mati kala musim
berganti. Cintailah mereka seperti sungai, krna sungai mengalir
selamanya..

Kata Mutiara

~*Cinta Yang Hadir Dalam Diamku*~


Dibalik hijab ku melihatmu
Satu sosok yg menggugah hati
...
Kelembutan suara yg menenangkan jiwa

Seuntai senyuman yg selalu terhias diwajahmu

Saat diri ini melintas di hadapanmu
Tertunduk malu aku berjalan tanpa hirau
Padahal hati ini berdegup kencang
Sebenarnya mata ini ingin menatap indahnya dirimu

Hati dan kenyataan berbeda, ku tepis semuanya
Agar iffah dan izzahku tetap terjaga
Begitu pun dirimu, aku menghormatimu
dengan tidak menatap mata yg penuh
dengan rasa syukur

Cinta ini untukmu hanya dalam diam

Kekaguman ini hanya hadir dibalik diam
dalam diam
Ku berdoa kepada Ilahi Rabbi
semoga cinta diamku untukmu,
bisa mendekatkan aku kepada Yang Maha Penyayang
Aamiin ya Rabbal ‘alamin ………

Kata Mutiara

Tulang rusuk adam yg hilang...

Biarlah dia yg mencarinya sendiri.. .
Hawa pula ,tunggu dan bersabarlah...
Tak perlulah kamu yg mencri adam. .
... Karena kamu tetap tulang rusuknya yg hlang...
Dia akam dtang mencri dan menjemputmu suatu hari nanti..

Yg sebaiknya kamu usahakan hawa?
Ialah berd0a berusaha agar adam yg dtang itu adalah adam yg beragama...dan punya akhlak yg baik...
Dgn kta lain dpt membwtmu lbh dkat PadaNYA Dan menuju jln yg lurus u ke syurgaNYA...

Kata Mutiara

~* MUJAHID-ku*~


Mujahid-ku,
apa kabar ??
... Semoga saat ini engkau dalam keadan baik.
Lelah-ku…..Lelah-mu saat ini semoga tetap di jalan-Nya.
Semoga, mendung ini dapat kau nikmati juga
Supaya kau merasa sejuk setelah seharian bercampur debu

Mujahid-ku…
Semoga saat ini Dia menjaga hati,
mata, pendengaran dan jiwa-mu
Menjaga semua yg ada padamu, untuk-ku…..
Akupun sama, semoga DIA membantu
untuk menjaga kehormatan, jiwa dan jasad-ku
Menjaga semua yg ada padaku, untuk-mu…..
Karena-NYA semata.

Mujahid-ku…
Tahukah kau ???
Saat ini aku berdoa untuk keselamatan-mu
Semoga saat ini engkau masih teguh di jalan yang DIA bentangkan untuk-mu.


Mujahid-ku…..
Entah engkau ada dimana saat ini
Aku tak hendak melukis jasad-mu
Aku tak hendak menerka tentang-mu
Tahukah kau, mujahid-ku ?

Aku mencintai-mu Sebelum mata ini memandang,
Sebelum telinga ini mendengar
Sebelum nafsu dunia, merusak semua ketulusan-ku atas siapa-pun kau
Dan aku ingin menjaganya tetap begitu SEDERHANA

Ah……
Mujahid-ku semoga kau lantunkan doa yang sama pada pemilik kita
Takdir-ku…takdir-mu….hanya ada
Dalam genggaman-NYA
Dan kita tak akan pernah tahu itu

Mujahid-ku….
Dalam sujud-sujud panjang-ku, aku merayu-NYA
Menyelipkan sebuah doa, semoga aku pantas mendampingi-mu
Entah, dimana dirimu berada…
Namun, ada hormat, rindu dan kepercayaan
Yang memberi-ku selaksa ketulusan menanti diri-mu

Mujahid-ku….
Sungguh aku hanya ingin
Menjaga diri-ku dan jiwa-ku
Mempersiapkannya…
Menempanya…
Agar jika suatu saat DIA
Berkehendak membuat skenario tentang kita
Aku telah siap menapaki jalan yang kita pilih hanya bersama-mu
Hingga hanya DIA muara akhir semua cerita CINTA kita, Aamiin...

Kata Mutiara

BERSABARLAH dlm menanti PASANGAN HATI .. Isilah penantianmu dgn perbaiki diri, hiasi harimu dgn doa dan harapan beroleh kebaikan..
Bukan dengan cinta kasih atau hubungan mesra tanpa ikatan resmi,
Penantian adalah satu ujian.. Karena keimanan tak hanya di ucapkan, tetapi juga kesabaran dalam menghadapi segala cobaan.♥

Kata Mutiara

***CINTA***

Cinta...

Adalah ruang dan waktu,
... Dia datang tiba-tiba
Dan pergi tanpa permisi
Dia adalah teman yang sejati
bagi orang yang pernah merasakan keindahannya.

Tapi...
Dia adalah musuh besar
Bagiorang yang pernah merasakan sakit hati


Karena...
Cinta memang aneh,
Apabila di genggam terlalu erat
dia akan mati,

Dan apa bila di genggam terlalu longgar
Dia akan lari,

Tapi apabila dijaga
dengan setulus hati,
Dia tidak akan pergi kemana-mana,

Orang yang pernah merasakan cinta
Akan menangis tanpa air mata,
Akan merintih tanpa kesakitan,
Akan tertawa tanpa kelucuan,
Akan mengeluh tanpa kesedihan,


Oh ...Cinta...!!! Cinta...!!!


############################
Semoga kita bisa menjaga apa yang kita
miliki dengan setulus hati,

Kata Mutiara

*Bismillahirrahmanirrahiim*

♥ Jangan cintai seseorang sedalam lautan, karena lautan akan surut
Jangan cintai seseorang sebesar dunia, karena dunia bisa hancur

... ♥ Cukup cintai seseorang seujung KUKU, walau kecil, dan selalu
dipotong, KUKU akan selalu tumbuh, begitupun CINTA seharusnya ♥

Selamat Malem All ñ met Rehat ^_^

Kata Mutiara

"Jika namamu yg tertulis di Luh Mahfuz untuk diriku,

Niscaya rasa cinta itu akan ALLAH tanamkan dlm diri kita.

Tugas pertamaku bukan mencari dirimu tetapi mensholehahkan diriku."
...
"Sukar untuk mencari Sholeh dirimu andai Sholehahku tidak setanding dgn kesolehahan mu. Janji ALLAH pastiku pegang dalam misi mencari diri ‘Lelaki yg baik untuk wanita yg baik."

Insya Allah, Akan Indah pada waktunya..

Kata Mutiara

RENUNGAN:

*Bismillahirrahmanirrahiim*


... Menyayangi sesuatu karena sebuah KELEBIHAN, itu biasa. Kagum sesuatu karena ada hal HEBAT yang dimiliki seseorg itu biasa. Tapi BELAJAR MENYAYANGI KARENA SEBUAH KELEMAHAN YANG DIMILIKI, itu baru LUAR BIASA!!!

Semua manusia diciptakan memiliki KELEMAHAN (Q.S.4:28). AGAR KITA BISA SALING MENGISI PENUH KEBAIKAN & dari sanalah akan hadir, sebuah keajaiban hati yang Allah ciptakan untuk tiap manusia.

♥ SaLaM UkhuwaH + Keep Istiqamah ♥ Aamiin...

Kata Mutiara

*Wanita sholehah, akan senantiasa menjaga Cintanya,
hanya pada seorang yg kelak sudah di HALAL kan oleh dunia dan akhirat

untuknya......Dia tidak akan mengumbar kata2 indah kepada siapapun,

... dia tdk akan menebar pesona yang di milikinya....
Pada siapapun.

Karena wanita sholehah CINTA adalah Jalan untuk menyempurnakan ibadah,
dalam meraih Redha dari Rabb- Nya..

SubhanALLAH, ia senantiasa membentengi dirinya dr fitnah dunia,,,

Kata Mutiara

Duhai tulang rusukku,,
Andai engkau membaca tulisan ku ini...
Ingin ku memohon maaf atas segala kekhilafanku.

Andai ditakdirkan engkau adalah untukku, aku berharap engkau bersabar menungguku.
...
Maafkanlah daku karena tidak mengucapkan kata-kata cintaku kepadamu,aku percaya kepada janji RABBku, bahwa suatu hari DIA akan mempertemukanaku bersamamu.

Dan hanya satu ku pinta darimu, berdoalah kepadaNya agar suatu hari nanti kita akan bersatu dalam sebuah ikatan suci Perkawinan,
Aamiin....

Wahai Calon Imamku,Jemput Aku Menjadi Bidadarimu

 
Tidak banyak syarat yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita untuk menerima gelar solehah, dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah Subhanahuwata’ala

Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja yaitu:
1. Taat kepada Allah dan RasulNya
2. Taat kepada suami
...
Berikut ini antara lain perincian dari dua syarat di atas:

1. Taat kepada Allah dan RasulNya

Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah?
- Mencintai Allah s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. melebihi dari segala-galanya.
- Wajib menutup aurat
- Tidak berhias dan berperangai seperti wanita jahiliah
- Tidak bermusafir atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada bersamanya
- Sering membantu lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa
- Berbuat baik kepada ibu & bapa
- Sentiasa bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang
- Tidak berkhalwat dengan lelaki dewasa
- Bersikap baik terhadap tetangga

2. Taat kepada suami
- Memelihara kewajipan terhadap suami
- Sentiasa menyenangkan suami
- Menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah.
- Tidak cemberut di hadapan suami.
- Tidak menolak ajakan suami untuk tidur
- Tidak keluar tanpa izin suami.
- Tidak meninggikan suara melebihi suara suami
- Tidak membantah suaminya dalam kebenaran
- Tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
- Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik & kecantikannya serta rumah tangga

Kata Mutiara

Sungguh Hatiku terpikat padanya krna AGAMA yang ada pada dirinya, hingga terpancar nur IMAN pada TINGKAH LAKU dan PRIBADINYA yg menarik perhatian jiwa ini untuk Dekat dengannya.. Namun hakikat HASRAT itu akhirnya harus Ku LUPAKAN selama-lamanya, krna mungkin ini sekedar UJIAN untuk hatiku

ya ALLAH..
~ Bila kehadiranku MENGANGGU hatinya,
tidak membawa KEBAIKAN padanya,
... maka Engkau pisahkanlah kami biarpun kami terluka..

~ Bila aku TIDAK LAYAK dan bukan yang terbaik untuknya..
maka Engkau jauhkanlah aku darinya..

~Dan Bila bukan aku yang TERTULIS untuk melengkapkan separuh agamanya,
maka JAUHKANLAH kami agar tidak timbul rasa yang mengundang KECEWA di hati,,,

Kata Mutiara


*Cintailah seseorang karena kekurangannya, karena suatu saat nanti kamu akan bahagia dengan kelebihannya…

...Dan jangan pernah mencintai seseorang dengan kelebihannya, karena suatu saat nanti kamu pasti kecewa ketika kamu tahu kekurangannya*

karena aku tlah deganmu


Aku tak suka selalu saja
Kau sebut-sebut namanya saat kita bicara
Aku tak ingin, tak ingin mendengarnya
Kau bawa-bawa namanya saat berdua denganku


Maafkan aku membuatmu tak suka
Karena aku tlah denganmu
Bukan maksudku membuatmu berfikir
Apakah aku pelarianmu saja


Tak akan lagi, takkan terulang lagi ooh
Membawa-bawa namanya saat berdua denganmu

Maafkan aku membuatmu tak suka
Karena aku tlah denganmu
 

Bukan maksudku membuatmu berfikir
Apakah aku pelarianmu saja

Maafkan aku bila kau tak suka
Maafkan aku membuatmu tak suka, aku tlah denganmu
Bukan maksudku bukan maksudku membuatmu berfikir
 

Apakah aku pelarianmu saja

Senin, 21 November 2011

Tips Cara Merawat Kulit Agar Cantik Putih Mulus dan Sehat Secara Alami

– kulit merupakan sebuah daya tarik yang sangat penting bagi wanita, banyak perempuan yang melakukan terapi perawatan kulit untuk mendapatkan hasil seperti yang mereka inginkan, apakah anda juga ingin memiliki kulit brsih, pastinya iya kan.
Kami sengaja memberikan sebuah artikle kesehatan yang kami dapatkan dari media online yang terpercaya, misalnya saja pada artikle kami yang telah membahas tenta cara enghilangkan stres, kembali ke pembahasan utama, di bawah ini adalah cara merawat kulit agar putih bersih secara alami :
- MASKER UNTUK WAJAH BERKILAU : Beri wajah anda kilau dewi dengan buat masker yang melembabkan dan mengatasi jerawat. haluskan sebuah pisang kecil, campur dengan 1 sendok makan madu, beri sedikit perasan jeruk lemon. Oleskan ke wajah. Letakkan irisan mentimun di mata untuk meredakan sembap dan kemerahan. Diamkan 20 menit. Bilas bersih. Kulit anda akan lembut dan halus.
- KULIT SEHALUS SUTRA : Eksfoliasi adalah salah satu cara terbaik mengangkat sel-sel kulit yang kasar dan kering, memunculkan lapisan kulit di bawahnya yang lebih halus. Anda bisa membuat ramuan Eksfolian sendiri. campur minyak zaitun- olive oil- dan garam dalam jumlah yang sama. gosokkan ramuan pada siku, tumit, dan bagian tubuh lain yang rentan dan kasar. Jika ingin lebih fancy, tambahkan segenggam stoberi, haluskan. anda akan mendapatkan antioksidan sehat dan eksfoliasi. atau tambahkan 2 cup bubuk kopi ke adonan. gunakan untuk eksfoliasi.
- RAMBUT BERSINAR : Bilas rambut dengan apple cider vinegar. bau cuka apel akan hilang ketika di bilas. Vinegar membuat rambut halus bersinar. Jika rambut sangat kering, campur 2 butir telur dengan 1/4 cup minyak zaitun. oleskan ke seluruh rambut. tutup dengan shower cup. diamkan 30 menit. bilas bersih. shampoo seperti biasa.
Di atas adalah cara merawat kulit agar putih dan bersih, artikle kesehatan lainnya kami ada makanan sehat untuk jantung bagi anda yang memiliki masalah tersebut bisa menyimak pada artikle tersebut.
Selamat mencoba mempraktekkan terapi cara merawat kulit agar cantik sehat secara alami, saya selalu berdoa agar anda bisa berhasil dan mencapai hasil yang maksimal sesuai cita-cita anda, baca artikle terkait kami tentang kesehatan yaitu cara mengobati sakit diabetes.

Minggu, 20 November 2011

Translit ke dalam bahasa Jawa Ngoko CERPEN "WARNA SURGA"


TRANSLIT CERPEN “WARNA SURGA”
KARYA ABDUL HALIM KALIMIN
KEDALAM BAHASA
JAWA NGOKO
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sastra Daerah
Semester V

Dosen Pengampu:
Heru Subakti, M.M









Oleh:
A I N U R   R O F I ’ A H
O96.107

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2009 A
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2011


WARNO SUARGO

Wong wadon iku jenege Maria Mufida, dilahirake soko keluarga, dilahirake soko keluarga religius. Bapake apnutane masyarakat ing kutho ikusing biasa dijuluki Gus Ramli, nanging dayoh-dayoh saking kutho liyo biasa nyebut Kiayi Ramli. Biyen, crito-crito seng misuwur ing masyarakat, Gus Ramli  iki ora gelem metu menowo sing tetamu pejabat pemerintah, kejaba reputasi pejabat iku apik lan ndueni udhi pekerti sing apik uga. Menawa ditakono opo alesane, Gus Ramli jawab singkat, “aku wedhi ketularan!” ucapene tegas, nanging ora lali mesem. Sak liyane iku, Gus Ramli klebu kiyai kang wira’i, wonge ora gelem nrimo paweweh soko pejabat. Menowo kepekso disalami amplop, Gus Ramli ora gelem mangan paweweh mau, paling-paling esoke Gus Ramli ngongkon wong kang dipercayani tuku sawah ono ing ndeso, sak wise iku dipasrahake sawah maumarang penduduk miskinsing ora ndueni lahan gawe garap sawah peparinge Gus Ramli.
Maria Mufida, putro putri wadon tunggale Gus Ramli, sak wuse lulus SMA Islamic Boarding School, nerisake kuliah ono ing UniversitasAl-Azhar, Kairo, Mesir, nganti lulus S1. Banjur Gus Ramli ngongkon muleh, mestine deweke isih kepingin nerusake kuliah nganti jenjang ndukure. Demi kanggo nyenengake ati lan ngabekti ,arang bapake, akhire deweke mutusno muleh.
“Nak, sakmarine ibumu sedho uripe Abi rumongso sepi, mulo Abi njalok ngapuro ngongkon sliramu muleh kanggo ngancani Abi ngalkono urip iki”, pituture Gus Ramli sarono mripat kebak luh naliko iling bojone kang wis sedho setahun kepungkur.
“Iyo Abi, aku ngerti, aku ugo ngroso temen kelangan ditinggal umi.” Maria melu trenyuh.
“Saliyane iku, Nak. Karepe Abi ngongkon sliramu muleh supoyo sliramu ing kene enggal-enggal golek calon bojo, Abi kepingin banget nggendong putu.”
***
Setahun kepungkur jengeng Maria Mufida kang luweh dikenal kelawan ustadzah Maria dadi mashur, terutama ing kalangan ibu-ibu pengajian. Kelawan aktifitase sebagai mubalighoh ngutamaake nekani ing saben undangan pengajian lan ora jarang ugo deweke kudu lungo menyang njabani kutho ngestoake panyuwunan. Sejatine aktifitas ing omah ugo ngulang ing sekolah kang dirintis almarhumah ibune.
Kesuwure putri Gus Ramli akhire dikrungu ugo karo K.H. Munatashor, salah sajinine wong ulama soko tanah sabrang, kang luweh dikenal kelawan Abah Yai. Biyen, naliko nuntut ilmu ing madinah al munawaroh Abah Yai yoiku konco akrabe Gus Ramli. Kebenern mnbah yai ndueni putro siji kang umure rong tahun  luweh tuo soko putrine Gus Ramli, asmane Ihsan Kamil, sarjana sosial soko Universitas kang unggul ing ibu kota. Nanging kebiasaan Abah Yai ora podo kelawn Gus Ramli. Abah Yai luweh seneng menowo tamu kang teko soko kalangan pejabat. Mulo kelawan meneng-meneng Abah Yai gelek informasi statuse Maria ora liyo kepentingane kanggo njodoake putrane karo putri Gus Ramli. Sakwuse informasi kang cukup dolehi kanggo bahan pertimbangan lan mestine kanggo sawijining kiyai informasi mau kanggo dasar isikharoh. Nanging sakmarine nindaake sholat istikharoh, malah kang diolehi roso bimbang, Abah Yai mbaleni maneh terus nganti bola-bali saben bengi, nanging jawabane podo, ora ono kang mantepake ati. “Mungkin ilmuku luwih asor soko Gus Ramli sehinggo ora bisa nembus,” panggraitane Abah Yai ing njerone ati.
Awan iku, Abah Yai maneake diri nelpon Gus Ramli. Sakwise ngucapake salam, nakonake kabar, crito ngenani aktiftas lan rutinitas, nganti crito putro lan pitrine dewe-dewe, akhire rerembukan mau ngarah marang jejodohan.
“Gus Ramli, kapriye menowo putri sampeannikah karo anakku.?” Pitakone Abah Yai mulai temenan.
“Oh, ora opo-opo, kebeneran aku wis kepingin nggendong putu, nanging aku rak durung weruh putro sampean.”
“Dadi, sakteruse kapriye Gus?” balik abaha yai pitakon.
“Kito silaturrohin sinambi taaruf, mengko menowo podo-podo sreg banjur dikhitbahake.
Kekarone sepakat. Ono ing dino kang wis ditentoake Abah Yai lan putrane arep mertamu menyang panggonae Gus Ramli. Sadurunge mungkasi rerembukan, Abah Yai lan Gus Ramli saling njaluk sepuro banjur saling ngucap salam. Rerembukan mari, Abah Yai nutup telpone.
***
Dino kang dijanjeake wis teko, katone sedino sadurunge Abah Yai wis toto-toto brangkat. Oro roso deg-degan nyembrat saking pasuryane Ihsan Kamil. Pengilingane mblayang ngarasake mungso biyene. Deweke iling mantan kekasihe naliko kuliah disek, meh rong tahun deweke pacaran, nanging ora katekanan. Mongso iku, Ihsan Kamil nduweni kepinginan nikahi Noviana, pujaan atine. Ananging, remuk atine Ihsan Kamil naliko Abah Yai ora ngijinake nikah karo Noviana. Alasan Abah Yai pancen banget mendasar amargo Ihsan Kamil anak lanag siji-sijine, mengko kang arep marisi pesantren kang wis dibangun karo mbahe biyen. Noviana yoiku wanoti metropolitan kang biasa urip bebas. Banget ora sapadan menowo deweke engko kudu mengku pesantren lan nangani santri putri.
“Pikiren temen-temen nak, kapriye dadine pesantren iki mnowo dicekel karo wong kang bedo budhayane. Iso ugo mengko poro santri bubar. Masalah katresnan ojo dituruti, trisno iku howo nafsu, nak.”
Ucapane Abah Yai isih mbengung ing kupinge Ihsan Kamil. Atine ora biso nolak deweke sadar menowo masa depane pesantren iku ono ing pundake. Deweke ugo ora kiro mbangkang Abah Yai bapak ugo guru kang ngulangi macem-macem ilmu.
“Ayo kito brangkat!” Abah Yai nyadarno lamunane Ihsan Kamil.
***
Ringkese crito, Maria wus dikhitbah Ihsan Kamil. Tanggal pernikahane ugo langsing diputusake. Rombongan Abah Yaieinggal muleh amargo kudu ngurus pesantren, nekani undangan, lan nrimo tamu. Mangkono iku rutininitase Abah Yai.
Bedo karo Abah Yai, Gus Ramli malah jarang metu. Deweke luwih sering ngalmun lan ngakehake dzikir. Wiwitane sak marine pirang-pirang wengi sholat istikhorok, Gus Ramli sering ngipi podo. Ono ing njeron ngipine deweke weruh Maria nggawe klambi sarwo ijo ugo seneng ono ing njero taman kang diubengi karo wanito-wanito sepadane. Nanging, ono ing ngipi mau Gus Ramli babar pisan ora nyawang Ihsan Kamil. Malah kang dipersani yoiku bojone keng wis mati.
Gorong tau Maria ngrasaake kesenengan wektu iki. Deweke seneng arep enggal nikah. Kanggo Maria, dino-dino koyo-koyo  mlaku alon. Menowo ora dibarengi karo aktifitas liyomungkin kroso luwih alon maneh.
Dino kang dienteni ora enggal teko. Maria miwiti nyiapake awak nyapake fisik ugo mentale. Deweke luwih ningkatake olah spirituale. Menowo bengi teko, deweke ngisi kelawan qiyamullail, sholat tahajud, lan tadarus Al-Qur’an. Ono ing awane, deweke biasa nglakono poso daud. Maria ngakoni iku kabeh kelawan ati seneng kerono pancenwis dadi kebiasaane. Mung wae, kang gawe Maria heran akhir-akhir iki yoiku deweke luwih sering ngipi kepethukan ibune.
Ono siji perkoro kang durung disiapake Maria, deweke diring ndueni gaun penganten kanggo walumatul ursy mengko. Mulo din iku igo, Maria enggal lungo menyang pasar kain. Sakwise cukup sue milih kain lan warno kang cocok, pilihan Maria katepatan marang kain kang werno ijo.
“Apik kang ini Mbak. Menowo kanggo penganten cocok kang puteh,” pangucape bakul kain sinambi nawaake kain.
“Matursuwon Bu, nanging akuluwih seneng jang warno ijo.” Pangucape Maria karo sopan.
“Keno opo tho milih warno ijo?”
“Iki warno suargo,” jawabe Maria. Deweke banjur nggumun marang jawabane dewe. Pangucapane iku metu mangkono tanpo disadari. Sakmarine ijab kabul, Maria enggal muleh. Ing dalan deweke terus mikirake ucapan kang inggal wae diucapake, warno suargo.
Sepeda motor kang ditumpangi Maria enggal lumaku menyang omahe desainer ing kutho iku. Sak marine nentoake ukuran lan bentuk gaun, sang desainer njanjeake gaune mari ing ndlamen tempo pitungndino. Sakmarine pitungndino, oleh dijupuk.
“Mengko model gaune koyo gamis biasa wae yo, Bu. Ojo nganti banget norak lan ora perlu nganggo aksesori,” welinge Maria. Dijawab karo ndilukake sirahe sang desainer.
***
Pitungndino suwe banget dienteni kanggo wongkang atine dikebaki sinar kasenengan. Maria nganti ora sabar malah kasengsem kanggo enggal nggawe gaun penganten ijo. Anehe Maria ora tau mbayangake ono ing pikirane karo Ihsan kamil.
Dino kang dienteni teko, pitungndino wis kliwat, lan dino ing ngarepe katepaan karo dino senen. Koyo biasane, ono ing dino senen Maria poso. Samarine sholat dhuha, Maria pamitan marang Gus Ramli. Ora koyo biasane, bapak lan anak iku rangkulan lan sepuro-sinepuran. Maria ngambung tangane Gus Ramli, ngucap salam, banjur numpak sepeda motor deweke enggal-enggal nuju omahe sang desainer. Gus amli ora kedhep nyawang lelungan putrine, nganti ora katon ketutup tinkungan.
Satekane ing omahe sang desainer, Maria terus nyawang gaune kang digawe banjur bayari upah nggawene. Banget senenge Mariasaking senenge deweke ora gelem nyopot gaune nganti deweke pamitan muleh sehinggo deweke muleh sarono gawe gaun penganten.
***
“Gus Ramli putri sampean nembe kecilakan ketabrak mobil, samangken wonten rumah sakit ugi kritis.” Pangucape salah sijine warga nyampeake kabar.
“masya Allah...!” Gus Ramli kaget enggal-enggal deweke brangkat marang rumah sakit.
Tekan rumahsakit, Gus Ramli langusng nemoni Maria. Tangane diselehake ono ing dodone Maria sawetoro Gus Ramli meneng, saking lesane krungu irih suoro dzikir moco syahadatain.
“Innalillahi wa inna ilaihi roji’un,” tanpo diroso ndredes luhe nyekseni putri kinasihe ngetoake napas terakhire. Pasuryane Maria mesem sirahe mengo nengen. Ono ing dino wengine kelawan ati kang diliputi duka Gus Ramli keturon, banjur ngipi ketemu wong lanang kang mirip gurune naliko nuntut ilmu ing Madinah al-Munawaroh. Wong lanang mau ngucap, “Allah ora ridho, wali (kekasih Allah) dinikahi wong lanang kotor,” banjur wong lanang mau moco Al-Qur’an surat An-Nur ayat telu. (*)






Warna Surga

Cerpen Fata Durry (Republika, 3 Juli 2011)
PEREMPUAN itu bernama Maria Mufida, terlahir dari keluarga religius. Ayahnya adalah anutan masyarakat di kota itu yang biasa dipanggil Gus Ramli, tetapi tamu-tamu dari kota lain biasa memanggilnya Kiai Ramli. Konon, dari cerita-cerita yang masyhur di masyarakat, Gus Ramli ini tidak mau keluar bila yang bertamu adalah pejabat pemerintah, kecuali reputasi pejabat itu baik dan memiliki track record yang baik pula. Kalau ditanyakan alasannya mengapa, Gus Ramli akan menjawab singkat, “Ane takut ketularan!” kata-katanya tegas, tapi tidak lupa tersenyum. Selain itu, Gus Ramli termasuk kiai yang wara’, dia tidak mau menerima ‘amplop’ dari pejabat. Kalaupun terpaksa disalami amplop, Gus Ramli tidak mau memakannya, paling-paling besoknya Gus Ramli menyuruh orang kepercayaannya membeli sawah di desa, setelah itu dipasrahkanlah sawah tersebut kepada penduduk miskin yang tidak punya lahan untuk menggarap sawah pemberian Gus Ramli.
Maria Mufida, putri satu-satunya Gus Ramli, setelah lulus SMA Islamic Boarding School, melanjutkan kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, sampai lulus tingkat S1. Gus Ramli menyuruhnya untuk segera pulang, padahal ia masih ingin melanjutkan kuliah ke jenjang berikutnya. Demi menyenangkan hati dan berbakti kepada ayahnya, akhirnya ia memutuskan untuk pulang.
“Nak, setelah ibumu wafat, hidup Abi terasa hampa. Maka, Abi minta maaf menyuruhmu pulang untuk menemani Abi menjalani hidup ini,” tutur Gus Ramli dengan mata berlinang ketika mengingat istrinya yang telah wafat setahun silam.
“Iya Abi, saya mengerti, saya pun merasa sangat kehilangan ditinggal Umi,” Maria ikut terharu.
“Selain itu, Nak, maksud Abi menyuruhmu pulang agar engkau di sini segera mencari calon suami, Abi ingin sekali menimang cucu.”
***
Setahun berlalu, nama Maria Mufida yang lebih dikenal dengan ustazah Maria menjadi masyhur, terutama di kalangan ibu-ibu pengajian. Dengan aktivitasnya sebagai mubaligah, mengharuskannya untuk datang di setiap undangan pengajian dan tidak jarang pula ia harus pergi ke luar kota memenuhi panggilan. Sedangkan, aktivitas di rumah adalah mengajar di sekolah yang dirintis almarhumah ibunya.
Ketenaran putri Gus Ramli akhirnya terdengar juga oleh Kiai Haji Muntashar, seorang ulama dari tanah seberang, yang lebih dikenal dengan Abah Yayi. Dulu, sewaktu menuntut ilmu di Madinah al-Munawarah, Abah Yayi adalah sahabat karib Gus Ramli. Kebetulan, Abah Yayi mempunyai seorang putra yang usianya dua tahun lebih tua dari putri Gus Ramli, namanya Ihsan Kamil, sarjana sosial dari universitas bergengsi di ibu kota. Tapi, kebiasaan Abah Yayi bertolak belakang dengan Gus Ramli. Abah Yayi lebih senang bila tamu yang datang dari kalangan pejabat. Maka, dengan diam-diam Abah Yayi mencari informasi tentang status Maria, tidak lain kepentingannya untuk menjodohkan putranya dengan putri Gus Ramli. Setelah informasi yang didapat mencukupi untuk bahan pertimbangan, dan tentunya, bagi seorang kiai, informasi tersebut untuk modal istikharah. Namun, sesudah melakukan shalat Istikharah, justru yang didapat adalah rasa bimbang. Abah Yayi mengulanginya lagi, terus sampai berkali-kali setiap malam, namun jawabannya sama, tidak ada kemantapan hati. “Mungkin ilmu saya lebih rendah dari Gus Ramli sehingga tidak bisa menembusnya,” gumam Abah Yayi dalam hati.
Siang itu, Abah Yayi memberanikan diri menelepon Gus Ramli. Setelah mengucapkan salam, menanyakan kabar, bercerita mengenai aktivitas dan rutinitas, sampai bercerita tentang putra dan putri masing-masing, akhirnya pembicaraan mengarah ke seputar perjodohan.
“Gus Ramli, bagaimana jika putri Sampean menikah dengan putra saya?” tanya Abah Yayi mulai serius.
“Oh, ndak apa-apa, kebetulan saya sudah ingin menimang cucu, tapi saya kan belum tahu putra Sampean.”
“Jadi, selanjutnya bagaimana, Gus?” kembali Abah Yayi bertanya.
“Kita silaturahim sambil taaruf, nanti kalau sama-sama sreg baru dikhitbah.”
Keduanya sepakat. Pada hari yang telah ditentukan, Abah Yayi dan putranya akan beranjangsana ke tempat Gus Ramli. Sebelum mengakhiri pembicaraan, Abah Yayi dan Gus Ramli saling minta maaf, lalu saling mengucap salam. Pembicaraan selesai. Abah Yayi menutup teleponnya.
***
Hari yang dijanjikan telah tiba, tampak sehari sebelumnya Abah Yayi telah bersiap-siap berangkat. Ada aura tegang menyemburat dari raut muka Ihsan Kamil. Ingatannya melayang terbang menyusuri masa lalu. Ia teringat mantan kekasihnya sewaktu kuliah dulu, hampir dua tahun ia berpacaran, namun kasih tak sampai. Waktu itu, Ihsan Kamil berkeinginan menikahi Noviana, pujaan hatinya. Akan tetapi, alangkah hancur hati Ihsan Kamil ketika Abah Yayi tidak mengizinkannya menikah dengan Noviana. Alasan Abah Yayi memang sangat mendasar karena Ihsan Kamil, anak lelaki satu-satunya, nanti akan mewarisi pesantren yang telah dibangun oleh kakeknya dulu. Sementara Noviana adalah gadis metropolitan yang terbiasa hidup bebas. Sangat tidak sesuai bila ia nanti harus memangku pesantren dan menangani santri putri.
“Pikirkan matang-matang, Nak. Bagaimana jadinya pesantren ini bila dipegang oleh orang yang kulturnya berbeda dengan kita. Bisa bubar nanti para santri. Masalah cinta jangan dituruti, cinta itu hawa nafsu, Nak.”
Kata-kata Abah Yayi masih terngiang di telinga Ihsan Kamil. Hatinya tidak bisa menolak. Ia sadar bahwa masa depan pesantren itu ada di pundaknya. Ia juga tidak mungkin membangkang Abah Yayi, ayah sekaligus guru yang mengajarinya berbagai ilmu.
“Ayo kita berangkat!” tegur Abah Yayi menyadarkan lamunan Ihsan Kamil.
***
Singkat cerita, Maria telah dikhitbah Ihsan Kamil. Tanggal pernikahan pun langsung ditentukan. Rombongan Abah Yayi segera pulang karena harus mengurus pesantren, mendatangi undangan, dan menerima tamu. Begitulah rutinitas Abah Yayi.
Berbeda dengan Abah Yayi, Gus Ramli justru jarang keluar. Ia lebih sering merenung dan memperbanyak zikir. Awalnya, setelah beberapa malam shalat Istikharah, Gus Ramli selalu bermimpi sama. Dalam mimpinya, ia melihat Maria mengenakan pakaian serba hijau sedang berbahagia di sebuah taman dikelilingi oleh wanita-wanita sebaya. Tapi, dalam mimpi itu, Gus Ramli sama sekali tidak melihat Ihsan Kamil. Justru, yang terlihat adalah istrinya yang sudah wafat.
Belum pernah Maria merasakan kebahagiaan seperti saat ini. Ia bahagia akan segera menikah. Bagi Maria, hari-hari seakan bergulir teramat lambat. Kalau tidak dibarengi dengan aktivitas lain, mungkin terasa lebih lambat lagi.
Hari yang dinantikan akan segera tiba. Maria mulai mempersiapkan diri, baik persiapan fisik maupun mental. Ia semakin meningkatkan olah spiritualnya. Bila malam datang, ia isi dengan qiyamul lail, shalat Tahajud, dan tadarus Alquran. Siang hari, ia biasa menjalankan puasa Daud. Maria menjalankan itu semua dengan hati bahagia karena memang sudah menjadi kebiasaannya. Hanya saja, yang membuat Maria heran akhir-akhir ini adalah ia lebih sering bermimpi berjumpa ibunya.
Ada satu hal yang belum dipersiapkan Maria, ia belum mempunyai gaun pengantin untuk walimatul ursy nanti. Maka, hari itu juga, Maria segera pergi ke pasar kain. Setelah cukup lama memilih kain dan warna yang cocok, pilihan Maria jatuh pada kain yang berwarna hijau.
“Bagus yang ini Mbak. Kalau untuk pengantin, cocoknya yang putih,” kata penjual sambil menawarkan kain.
“Terima kasih, Bu, tapi saya lebih suka yang warna hijau,” ujar Maria sopan.
“Memangnya kenapa pilih warna hijau?”
“Ini warna surga,” jawab Maria spontan. Ia kemudian heran atas jawabannya sendiri. Kata-kata itu keluar begitu saja tanpa ia sadari. Setelah transaksi, Maria segera pulang. Di perjalanan, ia terus memikirkan kalimat yang baru saja ia katakan, ‘warna surga’.
Sepeda motor yang dikendarai Maria segera meluncur ke rumah desainer di kota itu. Sesudah menentukan ukuran dan bentuk gaun, sang desainer menjanjikan gaunnya selesai dalam tempo tujuh hari. Setelah tujuh hari, boleh diambil.
“Nanti, model gaunnya seperti gamis biasa saja ya, Bu. Jangan terlalu norak dan tidak perlu pakai aksesori,” pesan Maria, dijawab anggukan kepala sang desainer.
***
Tujuh hari sangatlah lama dinanti bagi orang yang hatinya dipenuhi cahaya kebahagiaan. Maria semakin tak sabar menahan rindu, rindu untuk segera memakai gaun pengantin hijau. Anehnya, pada Maria, tidak pernah terlintas pikiran tentang Ihsan Kamil.
Hari yang dinanti tiba, tujuh hari telah lewat, dan di hari yang kedelapan bertepatan dengan hari Senin. Seperti biasa, pada hari Senin, Maria berpuasa. Selesai salat Dhuha, Maria berpamitan kepada Gus Ramli. Tidak seperti biasanya, ayah dan anak itu berpelukan dan bermaafan. Maria mencium tangan Gus Ramli, mengucap salam, lalu dengan mengendarai sepeda motor, ia bergegas menuju rumah sang desainer. Gus Ramli tak berkedip memandang kepergian putrinya, sampai hilang ditelan tikungan.

Sesampainya di rumah sang desainer, Maria langsung melihat gaunnya dan dipakai, lalu membayar upah pembuatan. Betapa senangnya Maria. Saking senangnya, ia tidak mau melepas gaunnya sampai ia berpamitan pulang sehingga ia pulang dengan memakai gaun pengantin.

***

“Gus Ramli! Putri Sampean barusan kecelakaan, ketabrak mobil, sekarang di rumah sakit lagi kritis!” kata seorang warga, menyampaikan kabar.

“Masya Allah…!” Gus Ramli kaget, buru-buru ia berangkat ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Gus Ramli langsung menemui Maria. Tangannya diletakkan di dada Maria. Sejenak Gus Ramli terdiam, dari mulutnya terdengar lirih suara zikir, membaca syahadatain.

“Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun,” tanpa terasa air mata mengalir deras menyaksikan putri tercinta mengembuskan napas terakhir. Wajah Maria tersenyum berseri, kepalanya berpaling ke kanan.
Pada malam harinya, dengan hati yang diselimuti duka, Gus Ramli tertidur, kemudian bermimpi bertemu laki-laki yang mirip gurunya sewaktu menuntut ilmu di Madinah al-Munawarah. Laki-laki itu berkata, “Allah tidak rida, wali (kekasih)-Nya dinikahi laki-laki kotor,” kemudian laki-laki itu membaca Alquran surah an-Nur ayat tiga. (*)

Bekasi, 25 Juni 2011
Penulis yang mempunyai nama pena ‘Fata Durry’ ini aslinya bernama Abdul Halim Kalimin. Tinggal di BTN Kranggan Permai, Jl Tanjung V No 34, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat. Tulisan Fata beberapa kali dimuat di sejumlah media, termasuk Republika.

TRANSLIT CERPEN “WARNA SURGA”
KARYA ABDUL HALIM KALIMIN
KEDALAM BAHASA
JAWA NGOKO
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sastra Daerah
Semester V

Dosen Pengampu:
Heru Subakti, M.M


 







Oleh:
A I N U R   R O F I ’ A H
O96.107

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2009 A
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
JOMBANG
2011

WARNO SUARGO

Wong wadon iku jenege Maria Mufida, dilahirake soko keluarga, dilahirake soko keluarga religius. Bapake apnutane masyarakat ing kutho ikusing biasa dijuluki Gus Ramli, nanging dayoh-dayoh saking kutho liyo biasa nyebut Kiayi Ramli. Biyen, crito-crito seng misuwur ing masyarakat, Gus Ramli  iki ora gelem metu menowo sing tetamu pejabat pemerintah, kejaba reputasi pejabat iku apik lan ndueni udhi pekerti sing apik uga. Menawa ditakono opo alesane, Gus Ramli jawab singkat, “aku wedhi ketularan!” ucapene tegas, nanging ora lali mesem. Sak liyane iku, Gus Ramli klebu kiyai kang wira’i, wonge ora gelem nrimo paweweh soko pejabat. Menowo kepekso disalami amplop, Gus Ramli ora gelem mangan paweweh mau, paling-paling esoke Gus Ramli ngongkon wong kang dipercayani tuku sawah ono ing ndeso, sak wise iku dipasrahake sawah maumarang penduduk miskinsing ora ndueni lahan gawe garap sawah peparinge Gus Ramli.
Maria Mufida, putro putri wadon tunggale Gus Ramli, sak wuse lulus SMA Islamic Boarding School, nerisake kuliah ono ing UniversitasAl-Azhar, Kairo, Mesir, nganti lulus S1. Banjur Gus Ramli ngongkon muleh, mestine deweke isih kepingin nerusake kuliah nganti jenjang ndukure. Demi kanggo nyenengake ati lan ngabekti ,arang bapake, akhire deweke mutusno muleh.
“Nak, sakmarine ibumu sedho uripe Abi rumongso sepi, mulo Abi njalok ngapuro ngongkon sliramu muleh kanggo ngancani Abi ngalkono urip iki”, pituture Gus Ramli sarono mripat kebak luh naliko iling bojone kang wis sedho setahun kepungkur.
“Iyo Abi, aku ngerti, aku ugo ngroso temen kelangan ditinggal umi.” Maria melu trenyuh.
“Saliyane iku, Nak. Karepe Abi ngongkon sliramu muleh supoyo sliramu ing kene enggal-enggal golek calon bojo, Abi kepingin banget nggendong putu.”
***
Setahun kepungkur jengeng Maria Mufida kang luweh dikenal kelawan ustadzah Maria dadi mashur, terutama ing kalangan ibu-ibu pengajian. Kelawan aktifitase sebagai mubalighoh ngutamaake nekani ing saben undangan pengajian lan ora jarang ugo deweke kudu lungo menyang njabani kutho ngestoake panyuwunan. Sejatine aktifitas ing omah ugo ngulang ing sekolah kang dirintis almarhumah ibune.
Kesuwure putri Gus Ramli akhire dikrungu ugo karo K.H. Munatashor, salah sajinine wong ulama soko tanah sabrang, kang luweh dikenal kelawan Abah Yai. Biyen, naliko nuntut ilmu ing madinah al munawaroh Abah Yai yoiku konco akrabe Gus Ramli. Kebenern mnbah yai ndueni putro siji kang umure rong tahun  luweh tuo soko putrine Gus Ramli, asmane Ihsan Kamil, sarjana sosial soko Universitas kang unggul ing ibu kota. Nanging kebiasaan Abah Yai ora podo kelawn Gus Ramli. Abah Yai luweh seneng menowo tamu kang teko soko kalangan pejabat. Mulo kelawan meneng-meneng Abah Yai gelek informasi statuse Maria ora liyo kepentingane kanggo njodoake putrane karo putri Gus Ramli. Sakwuse informasi kang cukup dolehi kanggo bahan pertimbangan lan mestine kanggo sawijining kiyai informasi mau kanggo dasar isikharoh. Nanging sakmarine nindaake sholat istikharoh, malah kang diolehi roso bimbang, Abah Yai mbaleni maneh terus nganti bola-bali saben bengi, nanging jawabane podo, ora ono kang mantepake ati. “Mungkin ilmuku luwih asor soko Gus Ramli sehinggo ora bisa nembus,” panggraitane Abah Yai ing njerone ati.
Awan iku, Abah Yai maneake diri nelpon Gus Ramli. Sakwise ngucapake salam, nakonake kabar, crito ngenani aktiftas lan rutinitas, nganti crito putro lan pitrine dewe-dewe, akhire rerembukan mau ngarah marang jejodohan.
“Gus Ramli, kapriye menowo putri sampeannikah karo anakku.?” Pitakone Abah Yai mulai temenan.
“Oh, ora opo-opo, kebeneran aku wis kepingin nggendong putu, nanging aku rak durung weruh putro sampean.”
“Dadi, sakteruse kapriye Gus?” balik abaha yai pitakon.
“Kito silaturrohin sinambi taaruf, mengko menowo podo-podo sreg banjur dikhitbahake.
Kekarone sepakat. Ono ing dino kang wis ditentoake Abah Yai lan putrane arep mertamu menyang panggonae Gus Ramli. Sadurunge mungkasi rerembukan, Abah Yai lan Gus Ramli saling njaluk sepuro banjur saling ngucap salam. Rerembukan mari, Abah Yai nutup telpone.
***
Dino kang dijanjeake wis teko, katone sedino sadurunge Abah Yai wis toto-toto brangkat. Oro roso deg-degan nyembrat saking pasuryane Ihsan Kamil. Pengilingane mblayang ngarasake mungso biyene. Deweke iling mantan kekasihe naliko kuliah disek, meh rong tahun deweke pacaran, nanging ora katekanan. Mongso iku, Ihsan Kamil nduweni kepinginan nikahi Noviana, pujaan atine. Ananging, remuk atine Ihsan Kamil naliko Abah Yai ora ngijinake nikah karo Noviana. Alasan Abah Yai pancen banget mendasar amargo Ihsan Kamil anak lanag siji-sijine, mengko kang arep marisi pesantren kang wis dibangun karo mbahe biyen. Noviana yoiku wanoti metropolitan kang biasa urip bebas. Banget ora sapadan menowo deweke engko kudu mengku pesantren lan nangani santri putri.
“Pikiren temen-temen nak, kapriye dadine pesantren iki mnowo dicekel karo wong kang bedo budhayane. Iso ugo mengko poro santri bubar. Masalah katresnan ojo dituruti, trisno iku howo nafsu, nak.”
Ucapane Abah Yai isih mbengung ing kupinge Ihsan Kamil. Atine ora biso nolak deweke sadar menowo masa depane pesantren iku ono ing pundake. Deweke ugo ora kiro mbangkang Abah Yai bapak ugo guru kang ngulangi macem-macem ilmu.
“Ayo kito brangkat!” Abah Yai nyadarno lamunane Ihsan Kamil.
***
Ringkese crito, Maria wus dikhitbah Ihsan Kamil. Tanggal pernikahane ugo langsing diputusake. Rombongan Abah Yaieinggal muleh amargo kudu ngurus pesantren, nekani undangan, lan nrimo tamu. Mangkono iku rutininitase Abah Yai.
Bedo karo Abah Yai, Gus Ramli malah jarang metu. Deweke luwih sering ngalmun lan ngakehake dzikir. Wiwitane sak marine pirang-pirang wengi sholat istikhorok, Gus Ramli sering ngipi podo. Ono ing njeron ngipine deweke weruh Maria nggawe klambi sarwo ijo ugo seneng ono ing njero taman kang diubengi karo wanito-wanito sepadane. Nanging, ono ing ngipi mau Gus Ramli babar pisan ora nyawang Ihsan Kamil. Malah kang dipersani yoiku bojone keng wis mati.
Gorong tau Maria ngrasaake kesenengan wektu iki. Deweke seneng arep enggal nikah. Kanggo Maria, dino-dino koyo-koyo  mlaku alon. Menowo ora dibarengi karo aktifitas liyomungkin kroso luwih alon maneh.
Dino kang dienteni ora enggal teko. Maria miwiti nyiapake awak nyapake fisik ugo mentale. Deweke luwih ningkatake olah spirituale. Menowo bengi teko, deweke ngisi kelawan qiyamullail, sholat tahajud, lan tadarus Al-Qur’an. Ono ing awane, deweke biasa nglakono poso daud. Maria ngakoni iku kabeh kelawan ati seneng kerono pancenwis dadi kebiasaane. Mung wae, kang gawe Maria heran akhir-akhir iki yoiku deweke luwih sering ngipi kepethukan ibune.
Ono siji perkoro kang durung disiapake Maria, deweke diring ndueni gaun penganten kanggo walumatul ursy mengko. Mulo din iku igo, Maria enggal lungo menyang pasar kain. Sakwise cukup sue milih kain lan warno kang cocok, pilihan Maria katepatan marang kain kang werno ijo.
“Apik kang ini Mbak. Menowo kanggo penganten cocok kang puteh,” pangucape bakul kain sinambi nawaake kain.
“Matursuwon Bu, nanging akuluwih seneng jang warno ijo.” Pangucape Maria karo sopan.
“Keno opo tho milih warno ijo?”
“Iki warno suargo,” jawabe Maria. Deweke banjur nggumun marang jawabane dewe. Pangucapane iku metu mangkono tanpo disadari. Sakmarine ijab kabul, Maria enggal muleh. Ing dalan deweke terus mikirake ucapan kang inggal wae diucapake, warno suargo.
Sepeda motor kang ditumpangi Maria enggal lumaku menyang omahe desainer ing kutho iku. Sak marine nentoake ukuran lan bentuk gaun, sang desainer njanjeake gaune mari ing ndlamen tempo pitungndino. Sakmarine pitungndino, oleh dijupuk.
“Mengko model gaune koyo gamis biasa wae yo, Bu. Ojo nganti banget norak lan ora perlu nganggo aksesori,” welinge Maria. Dijawab karo ndilukake sirahe sang desainer.
***
Pitungndino suwe banget dienteni kanggo wongkang atine dikebaki sinar kasenengan. Maria nganti ora sabar malah kasengsem kanggo enggal nggawe gaun penganten ijo. Anehe Maria ora tau mbayangake ono ing pikirane karo Ihsan kamil.
Dino kang dienteni teko, pitungndino wis kliwat, lan dino ing ngarepe katepaan karo dino senen. Koyo biasane, ono ing dino senen Maria poso. Samarine sholat dhuha, Maria pamitan marang Gus Ramli. Ora koyo biasane, bapak lan anak iku rangkulan lan sepuro-sinepuran. Maria ngambung tangane Gus Ramli, ngucap salam, banjur numpak sepeda motor deweke enggal-enggal nuju omahe sang desainer. Gus amli ora kedhep nyawang lelungan putrine, nganti ora katon ketutup tinkungan.
Satekane ing omahe sang desainer, Maria terus nyawang gaune kang digawe banjur bayari upah nggawene. Banget senenge Mariasaking senenge deweke ora gelem nyopot gaune nganti deweke pamitan muleh sehinggo deweke muleh sarono gawe gaun penganten.
***
“Gus Ramli putri sampean nembe kecilakan ketabrak mobil, samangken wonten rumah sakit ugi kritis.” Pangucape salah sijine warga nyampeake kabar.
“masya Allah...!” Gus Ramli kaget enggal-enggal deweke brangkat marang rumah sakit.
Tekan rumahsakit, Gus Ramli langusng nemoni Maria. Tangane diselehake ono ing dodone Maria sawetoro Gus Ramli meneng, saking lesane krungu irih suoro dzikir moco syahadatain.
“Innalillahi wa inna ilaihi roji’un,” tanpo diroso ndredes luhe nyekseni putri kinasihe ngetoake napas terakhire. Pasuryane Maria mesem sirahe mengo nengen. Ono ing dino wengine kelawan ati kang diliputi duka Gus Ramli keturon, banjur ngipi ketemu wong lanang kang mirip gurune naliko nuntut ilmu ing Madinah al-Munawaroh. Wong lanang mau ngucap, “Allah ora ridho, wali (kekasih Allah) dinikahi wong lanang kotor,” banjur wong lanang mau moco Al-Qur’an surat An-Nur ayat telu. (*)


Warna Surga

Cerpen Fata Durry (Republika, 3 Juli 2011)
PEREMPUAN itu bernama Maria Mufida, terlahir dari keluarga religius. Ayahnya adalah anutan masyarakat di kota itu yang biasa dipanggil Gus Ramli, tetapi tamu-tamu dari kota lain biasa memanggilnya Kiai Ramli. Konon, dari cerita-cerita yang masyhur di masyarakat, Gus Ramli ini tidak mau keluar bila yang bertamu adalah pejabat pemerintah, kecuali reputasi pejabat itu baik dan memiliki track record yang baik pula. Kalau ditanyakan alasannya mengapa, Gus Ramli akan menjawab singkat, “Ane takut ketularan!” kata-katanya tegas, tapi tidak lupa tersenyum. Selain itu, Gus Ramli termasuk kiai yang wara’, dia tidak mau menerima ‘amplop’ dari pejabat. Kalaupun terpaksa disalami amplop, Gus Ramli tidak mau memakannya, paling-paling besoknya Gus Ramli menyuruh orang kepercayaannya membeli sawah di desa, setelah itu dipasrahkanlah sawah tersebut kepada penduduk miskin yang tidak punya lahan untuk menggarap sawah pemberian Gus Ramli.
Maria Mufida, putri satu-satunya Gus Ramli, setelah lulus SMA Islamic Boarding School, melanjutkan kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, sampai lulus tingkat S1. Gus Ramli menyuruhnya untuk segera pulang, padahal ia masih ingin melanjutkan kuliah ke jenjang berikutnya. Demi menyenangkan hati dan berbakti kepada ayahnya, akhirnya ia memutuskan untuk pulang.
“Nak, setelah ibumu wafat, hidup Abi terasa hampa. Maka, Abi minta maaf menyuruhmu pulang untuk menemani Abi menjalani hidup ini,” tutur Gus Ramli dengan mata berlinang ketika mengingat istrinya yang telah wafat setahun silam.
“Iya Abi, saya mengerti, saya pun merasa sangat kehilangan ditinggal Umi,” Maria ikut terharu.
“Selain itu, Nak, maksud Abi menyuruhmu pulang agar engkau di sini segera mencari calon suami, Abi ingin sekali menimang cucu.”
***
Setahun berlalu, nama Maria Mufida yang lebih dikenal dengan ustazah Maria menjadi masyhur, terutama di kalangan ibu-ibu pengajian. Dengan aktivitasnya sebagai mubaligah, mengharuskannya untuk datang di setiap undangan pengajian dan tidak jarang pula ia harus pergi ke luar kota memenuhi panggilan. Sedangkan, aktivitas di rumah adalah mengajar di sekolah yang dirintis almarhumah ibunya.
Ketenaran putri Gus Ramli akhirnya terdengar juga oleh Kiai Haji Muntashar, seorang ulama dari tanah seberang, yang lebih dikenal dengan Abah Yayi. Dulu, sewaktu menuntut ilmu di Madinah al-Munawarah, Abah Yayi adalah sahabat karib Gus Ramli. Kebetulan, Abah Yayi mempunyai seorang putra yang usianya dua tahun lebih tua dari putri Gus Ramli, namanya Ihsan Kamil, sarjana sosial dari universitas bergengsi di ibu kota. Tapi, kebiasaan Abah Yayi bertolak belakang dengan Gus Ramli. Abah Yayi lebih senang bila tamu yang datang dari kalangan pejabat. Maka, dengan diam-diam Abah Yayi mencari informasi tentang status Maria, tidak lain kepentingannya untuk menjodohkan putranya dengan putri Gus Ramli. Setelah informasi yang didapat mencukupi untuk bahan pertimbangan, dan tentunya, bagi seorang kiai, informasi tersebut untuk modal istikharah. Namun, sesudah melakukan shalat Istikharah, justru yang didapat adalah rasa bimbang. Abah Yayi mengulanginya lagi, terus sampai berkali-kali setiap malam, namun jawabannya sama, tidak ada kemantapan hati. “Mungkin ilmu saya lebih rendah dari Gus Ramli sehingga tidak bisa menembusnya,” gumam Abah Yayi dalam hati.
Siang itu, Abah Yayi memberanikan diri menelepon Gus Ramli. Setelah mengucapkan salam, menanyakan kabar, bercerita mengenai aktivitas dan rutinitas, sampai bercerita tentang putra dan putri masing-masing, akhirnya pembicaraan mengarah ke seputar perjodohan.
“Gus Ramli, bagaimana jika putri Sampean menikah dengan putra saya?” tanya Abah Yayi mulai serius.
“Oh, ndak apa-apa, kebetulan saya sudah ingin menimang cucu, tapi saya kan belum tahu putra Sampean.”
“Jadi, selanjutnya bagaimana, Gus?” kembali Abah Yayi bertanya.
“Kita silaturahim sambil taaruf, nanti kalau sama-sama sreg baru dikhitbah.”
Keduanya sepakat. Pada hari yang telah ditentukan, Abah Yayi dan putranya akan beranjangsana ke tempat Gus Ramli. Sebelum mengakhiri pembicaraan, Abah Yayi dan Gus Ramli saling minta maaf, lalu saling mengucap salam. Pembicaraan selesai. Abah Yayi menutup teleponnya.
***
Hari yang dijanjikan telah tiba, tampak sehari sebelumnya Abah Yayi telah bersiap-siap berangkat. Ada aura tegang menyemburat dari raut muka Ihsan Kamil. Ingatannya melayang terbang menyusuri masa lalu. Ia teringat mantan kekasihnya sewaktu kuliah dulu, hampir dua tahun ia berpacaran, namun kasih tak sampai. Waktu itu, Ihsan Kamil berkeinginan menikahi Noviana, pujaan hatinya. Akan tetapi, alangkah hancur hati Ihsan Kamil ketika Abah Yayi tidak mengizinkannya menikah dengan Noviana. Alasan Abah Yayi memang sangat mendasar karena Ihsan Kamil, anak lelaki satu-satunya, nanti akan mewarisi pesantren yang telah dibangun oleh kakeknya dulu. Sementara Noviana adalah gadis metropolitan yang terbiasa hidup bebas. Sangat tidak sesuai bila ia nanti harus memangku pesantren dan menangani santri putri.
“Pikirkan matang-matang, Nak. Bagaimana jadinya pesantren ini bila dipegang oleh orang yang kulturnya berbeda dengan kita. Bisa bubar nanti para santri. Masalah cinta jangan dituruti, cinta itu hawa nafsu, Nak.”
Kata-kata Abah Yayi masih terngiang di telinga Ihsan Kamil. Hatinya tidak bisa menolak. Ia sadar bahwa masa depan pesantren itu ada di pundaknya. Ia juga tidak mungkin membangkang Abah Yayi, ayah sekaligus guru yang mengajarinya berbagai ilmu.
“Ayo kita berangkat!” tegur Abah Yayi menyadarkan lamunan Ihsan Kamil.
***
Singkat cerita, Maria telah dikhitbah Ihsan Kamil. Tanggal pernikahan pun langsung ditentukan. Rombongan Abah Yayi segera pulang karena harus mengurus pesantren, mendatangi undangan, dan menerima tamu. Begitulah rutinitas Abah Yayi.
Berbeda dengan Abah Yayi, Gus Ramli justru jarang keluar. Ia lebih sering merenung dan memperbanyak zikir. Awalnya, setelah beberapa malam shalat Istikharah, Gus Ramli selalu bermimpi sama. Dalam mimpinya, ia melihat Maria mengenakan pakaian serba hijau sedang berbahagia di sebuah taman dikelilingi oleh wanita-wanita sebaya. Tapi, dalam mimpi itu, Gus Ramli sama sekali tidak melihat Ihsan Kamil. Justru, yang terlihat adalah istrinya yang sudah wafat.
Belum pernah Maria merasakan kebahagiaan seperti saat ini. Ia bahagia akan segera menikah. Bagi Maria, hari-hari seakan bergulir teramat lambat. Kalau tidak dibarengi dengan aktivitas lain, mungkin terasa lebih lambat lagi.
Hari yang dinantikan akan segera tiba. Maria mulai mempersiapkan diri, baik persiapan fisik maupun mental. Ia semakin meningkatkan olah spiritualnya. Bila malam datang, ia isi dengan qiyamul lail, shalat Tahajud, dan tadarus Alquran. Siang hari, ia biasa menjalankan puasa Daud. Maria menjalankan itu semua dengan hati bahagia karena memang sudah menjadi kebiasaannya. Hanya saja, yang membuat Maria heran akhir-akhir ini adalah ia lebih sering bermimpi berjumpa ibunya.
Ada satu hal yang belum dipersiapkan Maria, ia belum mempunyai gaun pengantin untuk walimatul ursy nanti. Maka, hari itu juga, Maria segera pergi ke pasar kain. Setelah cukup lama memilih kain dan warna yang cocok, pilihan Maria jatuh pada kain yang berwarna hijau.
“Bagus yang ini Mbak. Kalau untuk pengantin, cocoknya yang putih,” kata penjual sambil menawarkan kain.
“Terima kasih, Bu, tapi saya lebih suka yang warna hijau,” ujar Maria sopan.
“Memangnya kenapa pilih warna hijau?”
“Ini warna surga,” jawab Maria spontan. Ia kemudian heran atas jawabannya sendiri. Kata-kata itu keluar begitu saja tanpa ia sadari. Setelah transaksi, Maria segera pulang. Di perjalanan, ia terus memikirkan kalimat yang baru saja ia katakan, ‘warna surga’.
Sepeda motor yang dikendarai Maria segera meluncur ke rumah desainer di kota itu. Sesudah menentukan ukuran dan bentuk gaun, sang desainer menjanjikan gaunnya selesai dalam tempo tujuh hari. Setelah tujuh hari, boleh diambil.
“Nanti, model gaunnya seperti gamis biasa saja ya, Bu. Jangan terlalu norak dan tidak perlu pakai aksesori,” pesan Maria, dijawab anggukan kepala sang desainer.
***
Tujuh hari sangatlah lama dinanti bagi orang yang hatinya dipenuhi cahaya kebahagiaan. Maria semakin tak sabar menahan rindu, rindu untuk segera memakai gaun pengantin hijau. Anehnya, pada Maria, tidak pernah terlintas pikiran tentang Ihsan Kamil.
Hari yang dinanti tiba, tujuh hari telah lewat, dan di hari yang kedelapan bertepatan dengan hari Senin. Seperti biasa, pada hari Senin, Maria berpuasa. Selesai salat Dhuha, Maria berpamitan kepada Gus Ramli. Tidak seperti biasanya, ayah dan anak itu berpelukan dan bermaafan. Maria mencium tangan Gus Ramli, mengucap salam, lalu dengan mengendarai sepeda motor, ia bergegas menuju rumah sang desainer. Gus Ramli tak berkedip memandang kepergian putrinya, sampai hilang ditelan tikungan.

Sesampainya di rumah sang desainer, Maria langsung melihat gaunnya dan dipakai, lalu membayar upah pembuatan. Betapa senangnya Maria. Saking senangnya, ia tidak mau melepas gaunnya sampai ia berpamitan pulang sehingga ia pulang dengan memakai gaun pengantin.

***

“Gus Ramli! Putri Sampean barusan kecelakaan, ketabrak mobil, sekarang di rumah sakit lagi kritis!” kata seorang warga, menyampaikan kabar.

“Masya Allah…!” Gus Ramli kaget, buru-buru ia berangkat ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, Gus Ramli langsung menemui Maria. Tangannya diletakkan di dada Maria. Sejenak Gus Ramli terdiam, dari mulutnya terdengar lirih suara zikir, membaca syahadatain.

“Inna lillahi wa inna ilaihi raajiun,” tanpa terasa air mata mengalir deras menyaksikan putri tercinta mengembuskan napas terakhir. Wajah Maria tersenyum berseri, kepalanya berpaling ke kanan.
Pada malam harinya, dengan hati yang diselimuti duka, Gus Ramli tertidur, kemudian bermimpi bertemu laki-laki yang mirip gurunya sewaktu menuntut ilmu di Madinah al-Munawarah. Laki-laki itu berkata, “Allah tidak rida, wali (kekasih)-Nya dinikahi laki-laki kotor,” kemudian laki-laki itu membaca Alquran surah an-Nur ayat tiga. (*)

Bekasi, 25 Juni 2011
Penulis yang mempunyai nama pena ‘Fata Durry’ ini aslinya bernama Abdul Halim Kalimin. Tinggal di BTN Kranggan Permai, Jl Tanjung V No 34, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat. Tulisan Fata beberapa kali dimuat di sejumlah media, termasuk Republika.