Ketika aku tak melihat apapun kecuali diriku sendiri, saat itulah hujan mengalir mematahkan kesunyian dan kesenyapan dan aku berada diantara keduanya. Suara angin yang memutar waktu tak ubahnya gelombang rasa yang ingin memadamkan hujan, menghembuskan kesunyian, dan mengambilnya kembali untuk mengikat keduanya. Aku tak perlu lagi memandangnya sebag...ai apapun, karena semuanya telah berada dalam sebuah pemahaman tentang penciptaan dan ketiadaan yang menaungi alam sekaligus fenomenanya.
Mata yang tersentuh oleh hati tersentuh pula oleh jiwa yang hakiki dan kalian berada dalam kecintaan Tuhan yang dikelilingi oleh helaian bentuk, suara dan warna yang berbeda. Kalian adalah aku, juga mereka yang menerobos ruang-ruang yang telah terbentuk lama dan memurnikan ke-AgunganNya di suatu waktu yang tak pernah terabaikan. Di atas keikhlasan itulah kita hidup, kita tersenyum dan merangkai mutiara-mutiara kasih sayang yang akan meruntuhkan debu-debu dan mensenyawakan partikel-partikel keTuhanan yang teramat lembut.
Aku hidup ....................dan sentuhanMU membangunkanku berulang kali….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar